CIANJUR — Di tengah malam yang seharusnya menjadi waktu istirahat bagi banyak orang, seorang ayah justru berlari membawa harapan di pelukannya.
Harapan itu bernama K.A.M (2), balita asal Kecamatan Cianjur yang diduga ditolak mendapat perawatan di RSUD Sayang Cianjur dengan alasan klasik: ruang penuh.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada Minggu malam (13/10/2025) sekitar pukul 20.00 WIB. Dalam kondisi panik, Yadi, ayah Kanza, datang ke rumah sakit dengan wajah lelah dan mata cemas. Namun, bukannya sambutan hangat dari tenaga medis, ia justru menerima jawaban dingin.
“Saya datang malam-malam karena anak saya sudah parah, tapi petugas bilang penuh semua. Saya kecewa,” tutur Yadi, Senin (14/10/2025).
Tak menyerah pada keadaan, dengan bantuan warga dan pihak Desa Nagrak, keluarga akhirnya membawa sang balita ke Rumah Sakit Edelweis.
Biaya perawatan pun ditanggung melalui dana bantuan desa bukti nyata bahwa gotong royong masyarakat kerap menjadi jaring terakhir di saat sistem pelayanan publik
Menanggapi hal tersebut, Humas RSUD Sayang Cianjur, Raya, membantah adanya penolakan pasien. Ia menegaskan bahwa rumah sakit tidak memiliki kebijakan menolak pasien dengan alasan apa pun.
“RSUD Sayang selalu berupaya melayani semua pasien, baik melalui poli maupun IGD. Bila ada laporan penolakan, kami akan melakukan investigasi,” ujar Raya melalui pesan WhatsApp kepada wartawan, Kamis (16/10/2025).
Raya menambahkan, pihak rumah sakit akan menelusuri kronologi kasus tersebut secara menyeluruh.
“Jika terbukti ada petugas yang menolak pasien, kami akan memberikan sanksi tegas,” katanya.
Kini, bola panas ada di tangan pemerintah daerah. Masyarakat berharap kejadian serupa tidak lagi terulang, sebab bagi rakyat kecil, rumah sakit bukan sekadar gedung megah, tetapi tempat menggantungkan nyawa dan harapan.(Rst)



























